CeritaDepok.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menjaga kelestarian lingkungan, dan habitat perikanan di wilayah perairan umum. Salah satunya dengan melakukan restoking ikan papuyu di Danau Sebangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Ikan papuyu di Kalimantan dikenal sebagai ikan sultan karena memiliki nilai ekonomi tinggi. Kerena memiliki nilai jual yang tinggi, penangkapan dari alam juga sangat masif dilakukan, sehinga dapat mengancam habitat ikan papuyu di perairan umum di Kalimantan.
Menurut Kepala BPBAT Mandiangin, Evalawati untuk untuk mengatasi masalah tersebut serta meningkatkan ekosistem ikan papuyu di Danau Sebangau, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) KKP, melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin melakukan restoking sebanyak 200 ribu ekor benih ikan papuyu berukuran 4 centimeter.
Baca Juga: Krisis Pangan di Depan Mata, Gastronomi Bisa Jadi Solusi
Evalawati menyampaikan restoking yang dilakukan di Danau Sebangau, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah sejalan dengan misi KKP dalam menjaga ketahanan pangan, serta mendukung upaya dalam meningkatkan ekosistem ikan di perairan umum agar ikan dapat berkembang biak.
“Salah satu misi kami melakukan restoking guna meregenerasi ikan-ikan yang mulai langka diperairan umum, kami berharap setelah menebar ikan papuyu berukuran 4 cm, dalam waktu 7-8 bulan nanti bisa di panen dengan ukuran 70-80 gram per ekor sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat,” kata Evalawati.
Sementara Dirjen Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menyampaikan pihaknya merasa perlu bertanggung jawab untuk pengembangan ikan budidaya yang berbasis kearifan lokal seperti ikan papuyu.
Khususnya untuk menjaga populasi ikan di lingkungan, juga untuk mengatasi terjadinya kepunahan ikan papuyu yang ada di alam liar karena kerap diburu untuk diperdagangkan.
Untuk mengembangkan produksi ikan papuyu, saat ini DJPB melalui BPBAT Mandiangin juga telah memiliki teknologi untuk budidaya ikan lokal yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Saat ini kami fokus membantu akselerasi bagaimana mempercepat pelaksanaan atau terwujudnya program KKP berbasis ekonomi biru dengan mengembangkan budidaya ikan papuyu melalui teknologi bioflok,” kata kata pria yang akrab disapa Tebe itu.
Artikel Terkait
Danrem 174/ATW: Latihan Posko I Yonif 757/Ghupta Vira Diharapkan Dapat Diterapkan Dalam Tugas
Sambut Bulan Penuh Kasih Dan Harapan, Satgas Yonif Mekanis 203/AK Adakan Sosialisasi Sikat Gigi Dan Voli
Minimalisir Pelanggaran, Prajurit Korem 174/ATW Terima Penyuluhan Hukum
Stakeholder Kecamatan Cilodong Kompak Tanggulangi HIV/AIDS
Komnas HAM Khawatir RKUHP Disetujui Jadi Undang-Undang
Krisis Pangan di Depan Mata, Gastronomi Bisa Jadi Solusi
Sinopsis Preman Pensiun 7 hari ini Rabu 7 Desember 2022: Gobang Tolak Bantuan Kang Mus