Ceritadepok.com, Depok - Diketahui Lumpy Skin Disease (LSD) adalah penyakit pada hewan yang disebabkan oleh virus pox. Penyakit LSD menyerang hewan sapi, kerbau dan beberapa jenis hewan ruminansia liar. Kasus penyakit LSD yang menyerang sapi pertama kali muncul di Indonesia tepatnya di Provinsi Riau pada bulan Februari 2022.
Kasus LSD muncul di beberapa kabupaten/kota Provinsi Riau kini sudah merebak di wilayah lainnya di Pulau Sumatera. belakangan ini, penyakit LSD dilaporkan sudah masuk ke pulau Jawa.
Serangga seperti lalat dan nyamuk dapat menjadi vektor penyebaran virus penyebab LSD pada sapi

Baca Juga: Cerita Magang Mahasiswa IPB : CV Puput Bersaudara
Dampak yang ditimbulkan oleh virus tersebut akan timbul nodul 1-7 cm yang biasanya ditemukan pada daerah leher, kepala, kaki, ekor dan ambing. Pada kasus berat nodul-nodul ini dapat ditemukan di hampir seluruh bagian tubuh.
Munculnya nodul ini, biasanya diawali dengan demam hingga lebih dari 40.5 derajat celcius. Nodul pada kulit tersebut jika dibiarkan akan menjadi lesi nekrotik dan ulseratif.
Tanda klinis lainnya yaitu lemah, adanya leleran hidung dan mata, pembengkakan limfonodus subscapula dan prefemoralis, serta dapat terjadi oedema pada kaki. Selain itu, LSD juga dapat meyebabkan abortus, penurunan produksi susu pada sapi perah, infertilitas dan demam berkepanjangan hingga mengenai daging sapi.
Baca Juga: Vaksinasi PMK di kandang CV Puput Bersaudara oleh DKP3 Kota Depok.
Sapi yang terinfeksi LSD dapat diberikan obat untuk mengurangi gejala penyakit seperti demam dan nyeri pada kulit. Pengobatan ini dapat membantu sapi untuk mempercepat pemulihan dan meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Dampak tersebut dinilai dapat merugikan para peternak karena menurunkan harga jual dan mengurangi minat pembeli. Terlebih penyakit ini dapat menular dengan mudah melalui berbagai cara.

LSD pada ternak sapi berdampak terhadap menurunnya produksi susu, terganggunya reproduksi, dan terhambatnya pertambahan bobot badan sapi. Pemahaman peternak tentang LSD masih sangat minim sehingga perlu penyebaran informasi yang jelas agar tidak terjadi kepanikan sehingga ternak tidak dijual.
Baca Juga: Memudahkan Masyarakat Untuk Berkurban, CV Puput Bersaudara Sediakan Sapi Seharga 15 Juta
Deteksi dini untuk pengendalian LSD juga sangat diperlukan sehingga perlu adanya pemahaman peternak akan gejala penyakit ini. Dengan demikian, jika ditemukan kasus, bisa diatasi dengan penanganan yang tepat dan mencegah penularan secara cepat.
Pengendalian penyakit hewan menular membutuhkan dana besar untuk vaksinasi ataupun pengobatan dan pencegahan sehingga diperlukan sokongan anggaran untuk mengendalikan LSD. Pemerintah bisa belajar dari Provinsi Riau, bagaimana cara mengendalikan LSD sehingga tidak menyebar ke daerah lain. Semoga menjadi perhatian bersama.
Artikel Terkait
Cara Membuat Pakan Konsentrat Untuk Ternak Sapi Potong
Strategi Pencegahan Masuknya PMK Ke Peternak Sapi Di Kampung Kupu Depok
Mengintip Aktifitas Para Fotografer Saat Meliput Peternakan Sapi di Rangkapan Jaya Depok
Upaya Pencegahan Masuknya Virus PMK pada Hewan Ternak Sapi dan Kambing
Cegah Virus Pada Sapi, Peternak Sapi Suntik Vitamin dan Antibiotik Secara Mandiri
Memudahkan Masyarakat Untuk Berkurban, CV Puput Bersaudara Sediakan Sapi Seharga 15 Juta
CV Puput Bersaudara Sediakan Sapi Limosin Bobot 1 Ton Dengan Harga 75 Juta
Deddy Bharon, Jadilah Marketing Sapi Yang Jujur Dan Bekerjalah Dengan Ikhlas
Atta Halilintar Berburu Sapi Jelang Idul Adha
Tingkatkan Kekebalan Terhadap PMK, Ratusan Ternak Sapi di Peternakan Haji Sidik Mendapatkan Vaksin Dosis Ke-2