Asiknya Belajar Sejarah Di Pameran Foto Presiden Indonesia "7 Citizen No 1"

- Senin, 21 November 2022 | 17:34 WIB
Gunawan dan Nesia saat melihat foto-foto terkait Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. (Arsip Ayi Suminar)
Gunawan dan Nesia saat melihat foto-foto terkait Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. (Arsip Ayi Suminar)

Ceritadepok.com, Jakarta - Jarum jam menunjukkan pukul 12.15 ketika saya, suami, dan juga putri saya berangkat dari Depok menuju Neo Soho Mal Central Park di kawasan Jakarta Barat, Minggu 20 November 2022.

Keberangkatan saya sekeluarga dikarenakan suami saya, Gunawan Wicaksono atau biasa dipanggil Guntje, mendapat undangan acara pembukaan pameran foto berjudul “7 CITIZEN NO 1” yang diselenggarakan oleh Pewarta Foto Istana Kepresidenan bekerjasama dengan Pewarta Foto Indonesia Pusat dan Arsip Nasional Republik Indonesia.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 1 jam 30 menit, tibalah mobil kami di mal Neo Soho yang lokasi tempat parkirnya harus mendaki dulu membentuk spiral berpuluh meter.

Gunawan Wicaksono (kiri) dan Oscar Motuloh
Gunawan Wicaksono (kiri) dan Oscar Motuloh (Arsip Ayi Suminar)

Baca Juga: Kepala BNPB: Korban Meninggal Dalam Peristiwa Gempa Cianjur 14 Orang, 17 Lainnya Luka

Sesampainya di sana, kami menuju lantai dasar tempat pameran foto tersebut diadakan. Masuk ke arena pameran kedatangan kami disambut oleh salah satu panitia pameran bernama Henry Lopulalan yang tampaknya sudah sangat akrab dengan suami saya, kenapa saya berpikiran begitu?, karena namanya Henry tapi suami saya memanggilnya “Acong”, pasti itu panggilan akrab. Setelah berbincang sebentar mata kami langsung disuguhkan ratusan foto-foto bergambar aktivitas para presiden Republik Indonesia dari jaman Soekarno hingga jaman Joko Widodo.

Banyak sekali foto-foto yang menarik perhatian saya, beberapa di antaranya adalah foto-foto seputar peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dengan tokoh utama Bung Karno dan Bung Hatta. Guntje dengan cekatan menceritakan kepada putri kami, Indonesiana Ayuningtyas Wicaksono, atau biasa dipanggil Nesia, tentang cerita monumental di balik peristiwa itu. Guntje yang merupakan lulusan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang saat ini juga merupakan Redaktur Foto Majalah Tempo rupanya paham sekali tentang sejarah. Dia menceritakan dengan panjang lebar tentang foto-foto karya Alex Mendur dan Frans Mendur tersebut yang selama ini belum pernah diketahui oleh Nesia dari buku-buku Sejarah di sekolahnya.

Belum selesai berkeliling arena pameran, datanglah sesosok laki-laki berambut putih panjang dan Guntje menghampirinya, “Halo Bang Oscar, apa kabar, sehat bang?” sapa suami saya kepada pria tersebut. Dia adalah Oscar Motuloh, pewarta foto senior, yang rupanya menjadi kurator pameran ini. Perbincangan keduanya sangat hangat, maklum lah, keduanya sudah lama tidak bertemu, terakhir 2016 di Bandung saat penganugerahan “Lifetime Achievement Award” Anugerah Pewarta Foto Indonesia kepada Bapaknya Guntje, yaitu (Almarhum) Zaenal Effendy, yang juga merupakan salah satu Jurnalis Foto Terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dalam perbincangan informal itu Bang Oscar bercerita tentang proses kurasi hingga bisa menghasilkan sekitar 150 foto yang dipamerkan ini, termasuk foto-foto karya Guntje yang ikut dipamerkan. Yang paling sulit tentu proses menyusuri arsip-arsip foto-foto aktivitas Presiden Soekarno.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kiri) dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Arsip Ayi Suminar)

Baca Juga: Pengundian Nomor Urut Calon Ketua LPM Kelurahan Depok Jaya Berlangsung Tertib

Perbincangan keduanya terputus karena panitia meminta Bang Oscar untuk siap-siap menyambut kedatangan dua orang menteri yang nantinya akan membuka pameran tersebut, yaitu Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Setelah kedua menteri hadir, dimulailah acara pembukaan. Dalam pidatonya, kedua menteri banyak memuji peran dari para jurnalis foto yang merekam berbagai peristiwa bersejarah yang melibatkan para presiden Indonesia dari jaman awal kemerdekaan hingga saat ini. Acara berlanjut dengan berkelilingnya pak menteri mengelilingi arena pameran untuk menikmati sajian-sajian visual menarik karya 40an fotografer jurnalistik terbaik di republik ini.

Menteri Basuki (kiri) berbincang dengan Nesia.
Menteri Basuki (kiri) berbincang dengan Nesia. (Arsip Ayi Suminar)

Sekitar 30 menit pak menteri berkeliling sambil mendapat cerita latar belakang foto-foto tersebut tercipta. Rupanya para pengunjung pameran sudah banyak yang menanti keduanya selesai berkeliling karena ingin meminta berfoto bersama. Putri saya Nesia termasuk yang beruntung bisa berfoto bersama, malah Pak Basuki yang pekan lalu aksinya viral di media sosial karena menjadi “fotografer G20” di Bali sempat mengajak Nesia ngobrol.

Panitia pameran berfoto bersama, Henry Lopulalan (berdiri kedua kiri) dan Oscar Motuloh (jongkok paling kanan).
Panitia pameran berfoto bersama, Henry Lopulalan (berdiri kedua kiri) dan Oscar Motuloh (jongkok paling kanan). (Arsip Ayi Suminar)

Halaman:

Editor: Satrio Nusantoro

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Melukis Cerita Di Rimba Baca

Senin, 15 Mei 2023 | 17:29 WIB

Bangkit Dari Pantai

Kamis, 13 April 2023 | 12:10 WIB

Parade Foto Pesantren Sejenak Huma Rumil

Senin, 27 Maret 2023 | 21:32 WIB

Surga Yang Tersembunyi Di Bali

Sabtu, 25 Maret 2023 | 05:43 WIB

Larangan Berbuat Zalim Dalam Islam

Rabu, 8 Maret 2023 | 23:04 WIB

Doa Masuk Kamar Mandi Dalam Islam

Selasa, 28 Februari 2023 | 21:50 WIB

Doa Mau Tidur dan Setelah Bangun

Senin, 27 Februari 2023 | 22:13 WIB
X