Abah Matul Ubah Paralon Menjadi Karya Seni, Manfaatkan Medsos untuk Jualan

- Minggu, 5 Februari 2023 | 09:53 WIB
Hiasan dari Paralon (Hallolifestyle/Leo Wahyudi S)
Hiasan dari Paralon (Hallolifestyle/Leo Wahyudi S)



CeritaDepok.com - Banyak cara untuk menjual hasil karya sendiri salah satunya dengan memanfaatkan akun media sosial. Karena media sosial (medos) tidak melulu digunakan untuk hal negatif. Jika digunakan dengan benar, medsos malah dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah, seperti yang dilakukan Abah Matul.

Awalnya Abah matul kesulitan untuk menjual hasil karyanya. Memulai dengan hanya membuat hasil karya seni dan dibiarkan mangkrak di workshopnya tanpa ada yang menawar untuk dijual, akhirnya Abah Matul menemukan cara menjual melalui media sosial.


Awalnya Abah Matul agak kesulitan menjual hasil karyanya. Dia mengaku hanya menjual kepada teman-teman dan saudara. “Tapi itu kurang efektif,” kata Abah Matul.

Baca Juga: Angkringan Nagih: Gapai Sukses, Usaha Kuliner Bersama Sang Kekasih

Hingga akhirnya dia memanfaatkan media sosial untuk menjual hasil karyanya dan tentunya hasilnya lebih menguntungkan.

“Kami memanfaatkan Instagram, dengan ini masyarakat lebih mudah untuk melihat hasil karya saya. Pengirimannya juga lebih mudah,” katanya.

Berawal dari iseng, Abah Matul tidak pernah menyangka jika buah kreativitasnya dapat menjadi sumber penghasilan tetap.

“Awalnya karena saya menganggur ya. Iseng-iseng saya membentuk dan melukis di paralon. Ternyata hasilnya bagus,” katanya.

Setelah terus bereksperimen, akhirnya dia yakin bahwa karyanya memiliki nilai ekonomi. Sekitar setahun lalu, ia pun memutuskan memproduksi lampu hias dari paralon tersebut dalam jumlah banyak.

“Saya pasarkan lampu hias lewat media sosial, Facebook dan lainnya. Dari sana mulai ada yang memesan,” katanya.

Pria yang tinggal di Jalan Pekapuran RT01/06, Kelurahan Sukamaju Baru, Kecamatan Tapos, mengatakan, untuk lampu hias paralon dipilih yang tembus. paralon yang sudah dipilih lalu dipotong dengan ukuran 30-50 centimeter atau tergantung pesanan.

Setelah dipotong kemudian dilukis motif kupu-kupu, burung bunga. Ada juga bentuk kaligrafi, tokoh wayang maupun kartun.

Setelah dilukis, paralon kemudian dilubangi dengan menggunakan besi panas mengikuti bentuk lukisan. Lalu, pada tahap akhir memasang bola lampu di tengah paralon.

“Semakin rumit motif, pembuatan membutuhkan waktu lebih lama. Pembuatannya butuh ketelitian dan ketelatenan. Butuh kesabaran karena ini karya seni,” terangnya.

Lampu hias karya Abah Matul dijual dengan harga bervariasi. Harga tersebut bergantung pada kerumitan motif yang ada pada lampu hias.

Halaman:

Editor: Rubiakto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cucurak Jelang Puasa di Bakul Budaya FIB UI

Jumat, 24 Maret 2023 | 04:57 WIB

Bekam, Obat Umat Islam

Minggu, 19 Maret 2023 | 20:30 WIB

Lalu Lintas Kota Depok Bisa Dipantau Lewat 125 CCTV

Selasa, 28 Februari 2023 | 21:04 WIB

Anak SMP Ubah Limbah Plastik Jadi Barang Ekonomis

Senin, 27 Februari 2023 | 21:10 WIB

Warga Depok Sudah Dicoklit, Siap Ikut Pemilu

Minggu, 26 Februari 2023 | 21:42 WIB

Pelatihan Make Up Khusus Panggung Di Bakul Budaya FIB UI

Minggu, 26 Februari 2023 | 11:57 WIB

Partai Ember Dijalankan Di Beji Depok

Sabtu, 25 Februari 2023 | 19:27 WIB

Pemerintah Kota Depok Dorong Ekonomi Digital

Sabtu, 25 Februari 2023 | 14:28 WIB

Kota Depok Sudah Miliki 340 Bank Sampah

Selasa, 21 Februari 2023 | 16:35 WIB
X