CeritaDepok.Com, Depok - Kenaikan inflasi membuat The Federal Reserve (The Fed) kembali hawkish. Alhasil, nilai tukar rupiah berpotensi melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Rabu (23/3/2022).
Mengutip Bloomberg, Selasa (22/3), rupiah spot ditutup melemah 0,08% ke Rp 14.348 per dollar AS. Sementara kurs JISDOR Bank Indonesia juga turun 0,12% ke Rp 14.358 per dolar AS.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memproyeksikan rupiah masih dalam tekanan dan akan melemah pada Rabu. Penyebabnya, sikap The Fed dan Bank of England hawksih di tengah risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan harga komoditas saat geopolitik Rusia dan Ukraina memanas.
Baca Juga: Festival Film Wartawan Indonesia 2022 Siap Digelar
"Jerome Powell semalam bahkan mengatakan dalam pidatonya, bahwa bisa terjadi peningkatan suku bunga yang lebih agresif di Mei mendatang, ini mendorong rupiah terdepresiasi," kata Fikri, Selasa (22/3).
Research & Education Coordinator Valbury Asia Futures, Nanang Wahyudin mengatakan menambahkan, dolar AS memang cukup perkasa terhadap mata uang utama dunia. Begitu pun terhadap mata uang di Asia.
Rupiah juga ikut melemah karena pernyataan Jerome Powell yang mengindikasikan akan adanya kebijakan yang lebih agresif.
Baca Juga: Hukuman Bagi Orang yang Tidak Sholat Subuh pada Waktunya, Termasuk Kufur pada Allah
Langkah agresif The Fed tidak lepas karena untuk meredam lonjakan laju inflasi dengan melakukan normalisasi suku bunga. Maklum, harga minyak dunia kini berada di atas US$ 100 per barel.
Meski begitu, Nanang memproyeksikan nilai tukar rupiah akan tetap terjaga. Hal ini didukung dengan defisit transaksi berjalan atau current account deficit yang rendah.
Artikel Terkait
Pola Makan Sehat yang Dianjurkan Oleh Para Ahli Gizi
Hukuman Bagi Orang yang Tidak Sholat Subuh pada Waktunya, Termasuk Kufur pada Allah
Bacaan Niat Puasa Qadha untuk Membayar Utang Puasa Ramadhan
“Untuk Papua” Satgas Pamtas Yonif 126/KC Gelar Pengobatan Massal di Wilayah Perbatasan
Festival Film Wartawan Indonesia 2022 Siap Digelar