CeritaDepok.com - Sejumlah pegawai tiba-tiba saja kita dikejutkan dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilakukan beberapa perusahaan rintisan (startup) di Indonesia.
Sebelumnya, kita berharap perusahaan-perusahan itu menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, bisa menyerap lapangan kerja. Apalagi, di tengah-tengah pandemi Covid-19, banyak perusahaan konvensional yang melakukan PHK.
Ketika pandemi melandai, ternyata PHK juga terjadi di sektor lainnya. Startup yang sudah melakukan PHK adalah Edutech Zenius, perusahaan pertanian Tanihub, pembayaran LinkAja, perusahaan furnitur Fabelio, fintech landing Uang Teman, dan penyedia layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID.
Baca Juga: Soal Anak Ridwan Kamil, MUI : Dukun Jangan Gaduh!
Alasan PHK adalah karena penyesuaian bisnis. Penyesuaian tersebut berdampak pada perubahan fungsi beberapa divisi termasuk terhadap kebutuhan pegawai di dalamnya. PHK juga diputuskan agar keberlanjutan perusahaan semakin efisien serta sesuai kebutuhan.
Lewat keterangan resmi, Zenius menyatakan terkena dampak ekonomi sehingga 200 karyawan mereka harus meninggalkan perusahaan. LinkAja melakukan PHK dalam rangka reorganisasi sumber daya manusia.
Jauh sebelum LinkAja dan Zenius, startup di bidang furnitur Fabelio juga melakukan hal serupa. Startup itu bahkan memaksa puluhan karyawannya mengundurkan diri jika ingin beroleh bayaran penuh. Namun, hingga para karyawan mengundurkan diri, kabarnya hak-hak mereka tak kunjung dipenuhi.
Tanihub melakukan PHK massal setelah dua gerainya di Bandung dan Bali ditutup. Langkah PHK dilakukan karena startup itu menghentikan kegiatan business to consumer (B2C) dan fokus meningkatkan pertumbuhan business to business (B2B).
Baca Juga: Berdayakan Disabilitas, PLN Berikan Pelatihan Digital Entrepreneur dan Beasiswa Prestasi